Gazan Azka Ghafara
Keripik pisang sudah
akrab dikenal sebagai salah satu jajanan favorit masyarakat yang biasa-biasa
saja. Namun, di tangan Gazan Azka Ghafara, keripik ini disulap menjadi peluang
usaha dengan keuntungan luar biasa. Mengaku unggul dalam mekanisme produksi hingga
pemasaran yang serba "kekinian", Gazan melandasinya dengan fondasi
ilmu bisnis, riset, dibarengi doa. Hasilnya sangat menggiurkan. Dari modal
hanya Rp 1,05 juta pada dua tahun lalu, kini hidupnya berubah 180 derajat.
Omzet bisnisnya ratusan juta per bulan. Kepada Republika, pemuda yang usianya
masih belia ini menuturkan rahasia bisnis suksesnya. ***Gazan merintis bisnis
Zanana Chips dengan modal minimal. Uang Rp 1 juta merupakan modal pinjaman
ditambah Rp 50 ribu dari hasil menabung. Ia lantas segera memulainya dengan
membeli keripik pisang serta peralatan usaha alakadarnya. Produksi perdana,
yakni mengemas 30 bungkus keripik pisang yang telah dibumbui serbuk cokelat
manis. Keripik dibalut
kemasan yang kekinian serba modern dengan sentuhan rancangan simple. Sementara,
nama brand "Zanana" berawal dari salah seorang teman yang menyarankan
nama gabungan antara Gazan dan Banana alias Pisang menjadi Gazanana. Oleh dia,
dua huruf pertama dihilangkan dan jadilah brand resmi "Zanana". Keripik pisang Zanananya Gazan diproduksi dan
dipromosikan dengan jalan-jalan yang ia sebut "kekinian". Selain
cokelat, pilihan rasa lain yaitu susu, greentea, dan balado. Ia juga dikemas
secara elegan dan dipasarkan lewat media dalam jaringan yang juga menjadi bagian
dari gaya bisnis kekinian.
Awalnya, ide bisnis
Zanana Chips bermula dari dirinya melamun sambil berharap makan keripik pisang
cokelat khas Lampung. Namun, ide Gazan buntu. Sebab, ia tak tahu cara
memperolehnya sementara dia jauh dari Lampung. Dia kemudian bertanya
pada saudara dan sejumlah teman, bahkan melakukan riset kecil-kecilan.
Hasilnya, keripik pisang Lampung ramai peminat. Namun, keterjangkauannya belum
tersedia. "Ia masih sebatas jajanan oleh-oleh," kata Gazan. Dari titik ini, Gazan kemudian berniat membuat
keripik pisang cokelat yang bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia. Setelah
mempertimbangkan sejumlah hal, dia mantap memulai bisnis Zanana Chips pada 28
November 2013. Apakah kesuksesan ini tanpa kegagalan? Gazan
mengakui bisnis keripik Zanana merupakan bisnisnya yang ketiga setelah dua
bisnis sebelumnya berakhir gagal. Dari 30 bungkus produksi perdana Zanana yang
terjual habis, uang hasil penjualan diputar lagi untuk membeli keripik pisang
dari outsourcing, membumbuinya secara mandiri, dan mengemasnya.
Perputaran modal terus
berkembang dari 30 bungkus, menjadi 50, 60, 100 bungkus. Per pekan ini sudah
mencapai 500-600 bungkus Zanana per hari. Jika pesanan tengah ramai, produksi
bahkan bisa mencapai seribu hingga dua ribu bungkus per hari. Sistem produksi
dimulai dengan belanja keripik pisang mentahan yang kemudian dibumbui dan
dikemas secara eksklusif. Pada enam bulan pertama, ia mengerjakan semua
kegiatan bisnis secara mandiri dari mulai belanja keripik, membumbui, mengemas,
melayani konsumen, promosi hingga mengantarkan Zanana ke tempat jasa layanan.
Seiring pemesanan yang terus bertambah, ia pun merekrut sejumlah karyawan.
Hingga kini, total tenaga kerja di Zanana adalah 14 orang termasuk dirinya. Sukses dengan omzet Rp 200 juta – Rp 400 juta per
bulan, Gazan mulai mampu menyewa ruangan untuk kantor Zanana lengkap dengan
alat-alat kantor, di antaranya, laptop. Ia juga bisa membeli mobil untuk
menunjang bisnisnya dari hasil perputaran modal tersebut.
Ramainya pemesanan Zanana Chips tak lepas dari peran promosi gencar via Instagram, lalu menyebar ke Facebook, Line, dan Twitter. Sebab, Gazan mengidentifikasi bila 80 persen konsumennya adalah perempuan berusia 17-30 tahun, suka belanja online, doyan ngemil, suka foto-foto, dan pengguna aktif Instagram. Di sanalah Zanana menampakkan diri. Sesekali memberdayakan sejumlah tokoh idola konsumennya untuk membantu promosi. Sambutan hangat lantas ia peroleh dengan banyaknya order. Zanana diakuinya belum punya outlet resmi. Namun, ia memberdayakan banyak reseller yang sebagian memiliki outlet untuk memasarkan Zanana. Saat ini jumlah reseller terdaftar sudah mencapai 600-an orang yang tersebar di 70 kota se-Indonesia. Reseller Zanana bahkan sudah merambah Papua dan Merauke. Sementara, yang aktif sekitar 100-150-an orang di mana penghasilan mereka rata-rata mencapai Rp 2 juta-Rp 4 juta per bulan. Syarat menjadi reseller Zanana Chips ternyata sederhana. Yakni, mendaftar dengan biaya Rp 50 ribu serta membeli 50 bungkus Zanana chips. Per bungkus untuk reseller dihargai Rp 15 ribu dengan berat 200 gram. Sejumlah bonus diberikan bagi reseller berprestasi dalam penjualan. Misalnya, jika reseller berhasil menjual 250 bungkus maka bonus yang didapat Rp 250 ribu. Lebih banyak penjualan, lebih besar bonusnya. "Kalau jual 400 bungkus dapat Rp 500 ribu, kalau jual 600 bungkus dapat bonus Rp 800 ribu," katanya menguraikan. Ia mengaku, tak ada rahasia sukses muluk-muluk dalam menjalankan bisnis Zanana. Sebab, semua orang pun sudah tahu, kesuksesan diraih dengan tidak berhenti berdoa, belajar, dan berusaha. "Dari dulu, selama berbisnis saya tetep baca buku bisnis, motivasi, ikut seminar, workshop, training. Itu harus jadi kebiasaan," katanya.
Gazan lantas mencontohkan pengusaha wartel yang
sangat sukses di masanya. Namun, redup mendadak tergantikan layanan telepon
genggam yang murah meriah serta praktis. Pengusaha, lanjut dia, harus mengikuti
segala perkembangan dunia yang serbapesat. Jika tidak, ia akan ketinggalan dan
bisnisnya mati. Keberjalanan bisnis yang ia rintis bukannya tanpa
kendala. Bisnis baginya 100 persen bermasalah. Di dua bisnis yang sempat
dirintis sebelumnya, Gazan malah rugi hingga Rp 10 juta. Tapi, ia terus bangkit
memperbaiki diri hingga kelahiran Zanana. Tapi, ia yakin ada solusi dan memang benar-benar
ada. Makanya, urusan kendala ia tak terlalu ingat apa saja yang sudah dialami.
Ia memulai bisnis sejak
usia 16 tahun. Diawali dorongan kepepet untuk mendapatkan kehidupan ekonomi
yang lebih baik. Masa kecil Gazan yang tidak mengenakkan turut
menyulut semangatnya berwirausaha. Pada usia lima tahun, orang tuanya bercerai
sehingga ia harus menjalani masa sulit bersama ibu dan seorang kakak perempuan.
"Saking sulitnya, hingga untuk membeli telur untuk makan pun susah,"
katanya. Niatnya untuk menuju kehidupan yang lebih baik pun
disambut Tuhan dengan menghubungkannya dengan pebisnis sukses yang dijadikan
sebagai guru atau mentor. Gazan juga membaca buku-buku bisnis dan motivasi
sehingga menuntunnya berwirausaha cerdas hingga kini. Ke depan, ia bercita-cita memproduksi keripik
pisang secara mandiri pada awal 2016. Rancangan sudah dibuat dan tinggal
pemantapan pelaksanaan. Sudah ada satu karyawannya yang dijadikan binaan
perusahaan untuk memproduksi keripik pisang sendiri. Itu dilakukan agar
perusahaan memiliki kendali penuh akan ketersediaan bahan baku, dari mulai
bentuk buah pisang yang belum diapa-apakan.
Sumber:http://www.republika.co.id/berita/koran/kreatipreneur/15/11/27/nygx4h8-gazan-azka-ghafara-pemilik-usaha-zanana-chips-sulap-modal-rp-1-juta-jadi-omzet-ratusan-juta
Analisis SWOT
Strength (Kekuatan)
Bisnis zanana yang dirintis oleh Gazan merupakan keripik pisang yang diolah secara inovatif dengan berbagai varian rasa yang kekinian seperti, cokelat, susu, greentea, dan balado. Kemasan juga dikemas secara elegan dan dipasarkan lewat media dalam jaringan yang juga menjadi bagian dari gaya bisnis kekinian.
Weakness (Kelemahan)
Keterjangkauan dalam bahan baku yang digunakan kurang tersedia sehingga masih sebatas jajanan oleh-oleh, Zanana Chips penjualannya tersebar ke seluruh Indonesia bahkan sampai Papua bahkan Merauke. Dengan jarak yang jauh, maka membutuhkan pengeluaran yang banyak untuk pengiriman ke distributor atau reseller, sehingga harga penjualan Zanana Chips sedikit mahal dibandingkan harga jual di Jabodetabek.
Opportunities (Peluang)
Peluang Gazan sebagai owner Zanana Chips terbilang sangat besar dengan adanya reseller di seluruh Indonesia, sehingga konsumen bisa membeli dan merasakan kenikmatan kripik pisang 'kekinian'. Para reseller pun diberikan penghargaan jika ada reseller yang berhasil menjual banyak produk Zanana Chips.
Threats (Ancaman)
Sejauh ini belum ada penjual yang mampu menyaingi produk Zanana Chips. Ada beberapa penjual kripik pisang berbumbu dengan merk yang belum terkenal dan tidak dipasarkan secara luas seperti Zanana Chips yang sudah memiliki banyak reseller dan memiliki cabang diseluruh Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar