Minggu, 06 Oktober 2013

ILMU BUDAYA DASAR 1 (SOFTSKILL)

1. Apa pendapat anda mengenai Miss World? Apakah anda setuju ataukah tidak setuju dengan adanya Miss World? Berikan alasan berdasarkan sudut pandang anda sendiri!

Jawab: Ajang Miss World adalah salah satu wadah bagi perempuan yang ingin menampilkan artikulasinya. Melalui perhelatan tersebut, para perempuan yang berasal dari berbagai negara dapat bersuara untuk memperjuangkan perubahan sosial di masyarakat dan dapat memberikan tanggapan dan juga jalan keluar serta berbagi pendapat mengenai masalah kekerasan terhadap perempuan, kemiskinan, pendidikan, hingga masalah-masalah bangsa seperti korupsi. Saya setuju dengan diadakannya Miss World karena dengan adanya kontes tersebut bisa memperkenalkan pariwisata dan budaya-budaya yang ada di negara lain. Contohnya Miss World yang diadakan di Indonesia pekan lalu. Secara tidak langsung Indonesia khususnya Bali di promosikan oleh para kontestan Miss World bagaimana soal Indonesia dengan kekayaan alam dan budaya. Dengan diadakannya di Indonesia acara ini bahkan menyesuaikan dengan nilai budaya dan adat kebiasaan di Indonesia. Misalnya, dengan mengubah kostum bikini mejadi peragaan busana pantai yang dimana semua kontestan memakai sarung khas Bali.  Demikian juga dengan cara-cara komunikasi, kehadiran jurnalis mancanegara dapat mewartawan wisata Indonesia ke negara masing-masing.  Event ini menguntungkan Indonesia karena menjadi sarana yang baik untuk membawa Indonesia ke dunia Internasional. Dengan begitu, diharapkan dapat memunculkan rasa penasaran orang lain untuk mengunjungi Indonesia dan menyaksikan kekayaan alam serta budayanya secara langsung. 

2. Carilah contoh kasus yang berhubungan dengan permasalahan kebudayaan yang ada di lingkungan tempat tingal anda!

Jawab: Disini saya mengambil contoh kasus pernikahan usia dini. Seperti yang kita tahu pernikahan merupakan komitmen antar dua pasangan secara lahir dan batin atau metal dan materi. Fenomena sosial ini banyak terjadi di perkotaan maupun di pedesaan. Pernikahan dini merupakan tradisi lama orang-orang di pedesaan khususnya yang menganggap perkawinan pada usia dini sebagai salah satu hal yang wajar. Bila ada anak gadisnya yang belum mendapatkan jodoh, orang tua merasa malu karena anaknya belum menikah. Ada beberapa faktor mengapa banyak pernikahan di usia dini. Misalnya faktor ekonomi, banyak orangtua yang secara tidak langsung mengeksploitasi anak mereka dengan memaksakan pernikahan  dini padahal anak tersebut belum mempunyai fisik dan mental yang mapan. Dari segi fisik, remaja belum cukup kuat untuk melahirkan. Sedangkan dari segi mental, emosi remaja belum stabil.  Mengingat fakta yang terjadi di sekitar kita banyak para remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah yang berdampak pernikahan dini. Bayangkan anak atau remaja yang melakukan pernikahan dini yang seharusnya masih bisa menikmati masa muda mereka malah menjalani kehidupan yang belum dikatakan layak untuk di tekuni untuk para remaja. Sebelum melakukan pernikahan dini ada baiknya di pikirkan secara matang. Sehingga beragam masalah yang mungkin terjadi bisa diminimalisirkan dan dihadapi secara bersama-sama.