1. Apa pendapat anda mengenai Miss World? Apakah anda setuju
ataukah tidak setuju dengan adanya Miss World? Berikan alasan berdasarkan sudut
pandang anda sendiri!
Jawab: Ajang Miss World adalah salah satu wadah bagi perempuan
yang ingin menampilkan artikulasinya. Melalui perhelatan tersebut, para
perempuan yang berasal dari berbagai negara dapat bersuara untuk memperjuangkan
perubahan sosial di masyarakat dan dapat memberikan tanggapan dan juga jalan
keluar serta berbagi pendapat mengenai masalah kekerasan terhadap perempuan,
kemiskinan, pendidikan, hingga masalah-masalah bangsa seperti korupsi. Saya setuju dengan diadakannya Miss
World karena dengan adanya kontes tersebut bisa memperkenalkan pariwisata dan
budaya-budaya yang ada di negara lain. Contohnya Miss World yang diadakan di
Indonesia pekan lalu. Secara tidak langsung Indonesia khususnya Bali di
promosikan oleh para kontestan Miss World bagaimana soal Indonesia dengan
kekayaan alam dan budaya. Dengan diadakannya di Indonesia acara ini bahkan
menyesuaikan dengan nilai budaya dan adat kebiasaan di Indonesia. Misalnya,
dengan mengubah kostum bikini mejadi peragaan busana pantai yang dimana semua
kontestan memakai sarung khas Bali. Demikian juga dengan cara-cara
komunikasi, kehadiran jurnalis mancanegara dapat mewartawan wisata Indonesia ke
negara masing-masing. Event ini menguntungkan Indonesia karena menjadi
sarana yang baik untuk membawa Indonesia ke dunia Internasional. Dengan begitu,
diharapkan dapat memunculkan rasa penasaran orang lain untuk mengunjungi
Indonesia dan menyaksikan kekayaan alam serta budayanya secara langsung.
2. Carilah contoh kasus yang berhubungan dengan permasalahan
kebudayaan yang ada di lingkungan tempat tingal anda!
Jawab: Disini saya mengambil contoh kasus pernikahan usia dini.
Seperti yang kita tahu pernikahan merupakan komitmen antar dua pasangan secara
lahir dan batin atau metal dan materi. Fenomena sosial ini banyak terjadi di
perkotaan maupun di pedesaan. Pernikahan dini merupakan tradisi lama
orang-orang di pedesaan khususnya yang menganggap perkawinan pada usia dini
sebagai salah satu hal yang wajar. Bila ada anak gadisnya yang belum
mendapatkan jodoh, orang tua merasa malu karena anaknya belum menikah. Ada
beberapa faktor mengapa banyak pernikahan di usia dini. Misalnya faktor
ekonomi, banyak orangtua yang secara tidak langsung mengeksploitasi anak mereka
dengan memaksakan pernikahan dini padahal anak tersebut belum mempunyai
fisik dan mental yang mapan. Dari segi fisik, remaja belum cukup kuat untuk melahirkan.
Sedangkan dari segi mental, emosi remaja belum stabil. Mengingat fakta
yang terjadi di sekitar kita banyak para remaja yang melakukan hubungan seks di
luar nikah yang berdampak pernikahan dini. Bayangkan anak atau remaja yang
melakukan pernikahan dini yang seharusnya masih bisa menikmati masa muda mereka
malah menjalani kehidupan yang belum dikatakan layak untuk di tekuni untuk para
remaja. Sebelum melakukan pernikahan dini ada baiknya di pikirkan secara
matang. Sehingga beragam masalah yang mungkin terjadi bisa diminimalisirkan dan
dihadapi secara bersama-sama.